BUMP Pesantren Solusi Kemandirian, Kang Nana Siap Dampingi Nurul Barokah

- 21 Juni 2025 21:18 26 Dilihat
Pesantren Menyasar Kemandirian Ekonomi Lewat Usaha Peternakan dan Pertanian (Potret : Jilly Ortega/Pustakawarta.com)
Majalengka, Pustakawarta.com - Pondok Pesantren Nurul Barokah yang berlokasi di Desa Kancana, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka, menargetkan untuk menjadi pesantren yang mandiri secara ekonomi. Komitmen ini disampaikan oleh pimpinan pesantren, Atep Nur Abdillah, dalam acara reuni alumni ke-30 sekaligus milad ke-41 pesantren yang digelar beberapa waktu lalu.
Saat ini, Pondok Pesantren Nurul Barokah menaungi lebih dari 1.000 santri, termasuk ratusan santri dari kalangan tidak mampu yang mendapat fasilitas gratis berupa pendidikan, makanan, dan asrama.
"Kendala memang di antaranya adalah secara ekonomi belum bisa mandiri, maka dibangun BUMP supaya kita mandiri dan punya beberapa usaha. Sementara ini ada peternakan kambing dan ayam juga pertanian," ungkap Atep kepada Pustakawarta.
Harapkan Keterlibatan Kang Nana dalam Pembinaan BUMP
Atep berharap Kang Nana Talaga tokoh pengusaha lokal yang dikenal aktif dalam pemberdayaan Masyarakat dapat turut serta dalam pembinaan dan pengembangan BUMP (Badan Usaha Milik Pesantren) Nurul Barokah.
"Saya pikir beliau adalah salah satu pengusaha yang sukses untuk di wilayah Majalengka. Beliau punya semangat dalam berkhidmat kepada masyarakat dan memberikan pengalaman-pengalaman di bidang usahanya. In syaa Allah para alumni bisa menyerap."
"Karena kalau secara keilmuan mungkin alumni juga sudah tahu ya teorinya, tapi dalam pengalaman masih kurang. Maka perlu orang yang benar-benar berpengalaman, yaitu Kang Haji Nana," tambahnya.
Kang Nana : Nurul Barokah Punya Motivasi dan Potensi Besar
Menanggapi hal tersebut, Kang Nana Berkah menyatakan kesiapannya untuk mendukung pengembangan kemandirian ekonomi di lingkungan pesantren Nurul Barokah. Menurutnya, motivasi dan potensi yang dimiliki pesantren ini layak untuk dijadikan proyek percontohan jangka panjang.
"Nah jadi kita akan mencoba membantu sesuai harapan mereka, karena ada dua hal: yang pertama ada motivasi dan yang kedua ada potensi lahannya dan SDM-nya."
"Saya melihat ini tinggal masalah setting-an saja. Artinya akan lebih fokus ke usaha apa, kemudian dibesarkan skalanya. Ini menjadi momentum dan pilot project, dan bidang ini saya mempunyai pengalaman, dan kita akan sama-sama praktik."
Selain pengembangan usaha, Kang Nana juga menyoroti pentingnya pembinaan SDM santri agar mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan produktif setelah lulus dari pesantren.
"Yang paling penting mungkin pengaturan dan pembinaan SDM. Ini juga sekaligus menjadi ajang pembelajaran santri, sehingga outputnya tidak hanya tahu tentang agamanya tetapi juga terinspirasi ke depannya mau jadi profesi apa, mata pencahariannya seperti apa."
Ia menyampaikan optimismenya bahwa BUMP Nurul Barokah dapat menjadi inspirasi bagi pesantren dan BUMDes lainnya.
"Saya punya keyakinan ini juga akan tentu saja serius berusaha supaya BUMP ini bisa berhasil agar bisa menginspirasi untuk pesantren-pesantren lain di masa depan, dan juga mungkin membangunkan BUMDes di mana-mana. Ini tertidur semua padahal modalnya ada, SDM-nya ada, tinggal masalahnya harus dibina usahanya apa."
Alumni Terus Berkontribusi, Wujudkan Kepedulian Sosial
Dalam kegiatan reuni bertema "Bergeraklah Maka Akan Barokah", para alumni juga mengadakan berbagai kegiatan sosial, seperti lomba hadroh, pildacil, sunatan massal, serta santunan anak yatim piatu. Sunatan massal ini melibatkan anak-anak dari berbagai daerah seperti Maja, Lemahsugih, Bantarujeg, bahkan dari perbatasan Kuningan.
"Awalnya ini bentuk kepedulian para alumni kepada masyarakat sekitar yang mayoritas kurang mampu. Maka para alumni terketuk untuk menyisihkan sebagian hartanya untuk menggelar sunatan massal," ujar salah satu panitia kegiatan.
Kenangan dan Harapan dari Alumni
Euis Siti Nur Aidah, alumni angkatan 2012, mengaku senang bisa kembali ke pesantren dan bertemu teman-teman serta guru-guru lamanya. Ia menyebut suasana reuni sebagai ajang nostalgia yang mempererat kembali tali silaturahmi.
"Senang karena bisa kembali berkumpul sama teman-teman juga guru-guru, bisa kembali bercerita tentang masa lalu. Berasa kembali muda. Banyak yang berbeda terutama postur tubuh, wajah, dan yang tadinya single sekarang sudah bawa anak."
"Yang paling diingat dulu itu kebersamaannya. Di pesantren kalau ada teman yang sakit kita saling merawat, bahu membahu, pokoknya saling membantu." ungkapnya kepada Pustakawarta.
Ia juga berharap pesantren terus berkembang dan para alumninya tetap kompak untuk mewujudkan pesantren yang lebih baik.
"Semoga alumni Nurul Barokah semakin kompak dan pesantrennya semakin maju berkembang sehingga bisa mencetak generasi-generasi rabbani yang terbaik demi masa depan Islam."
Ke Depan, Pembangunan Rusunawa dan Target Prestasi Nasional
Pesantren menargetkan pembangunan rusunawa (rumah susun santri) khususnya untuk tingkat SD yang belum memiliki asrama. Selain itu, para santri juga didorong untuk mengikuti berbagai kompetisi hingga ke tingkat nasional, seperti MTQ, MIQ, dan O2SN.
"Target terdekat dalam segi pembangunan, kita ingin membuat rusunawa untuk asrama SD yang belum punya. Untuk prestasi, kita targetkan santri bisa ikut lomba sampai tingkat nasional." kata atep.
Dengan semangat kebersamaan alumni dan dukungan dari tokoh lokal seperti Kang Nana, Nurul Barokah optimis dapat mewujudkan cita-cita menjadi pesantren yang mandiri, inspiratif, dan memberikan kontribusi nyata bagi umat dan bangsa. (Jilly Ortega)
Bagikan Berita
Untuk Menambahkan Ulasan Berita, Anda Harus Login Terlebih Dahulu