Kontribusi Islam Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan

- 04 Juli 2025 09:03 11 Dilihat
Penulis : Fitri Zakiah, Mahasiswa Doktoral Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (Potret ; tangkapan layar/Pustakawarta.com)
Ragam Artikel, Pustakawarta.com - Islam salah satu agama universal dengan jumlah penganut terbesar dan tersebar di seluruh belahan dunia, termasuk di Indonesia. Sebuah artikel di kompas.com menyebtukan berdasarkan data yang dihimpun Timesprayer.com, Populasi umat Islam di dunia terus berkembang hingga tembus di angka 2 miliar jiwa. Agama Islam menjadi bagian dari sistem agama resmi di 26 negara di Asia, Afrika, Timur Tengah dan Afrika Sub-Sahara. Jumlah itu sekitar seperempat atau 25 persen dari total populasi dunia dengan 8 milyar orang. Data lain dimuat dalam CNBC Indoensia (2025), menyebutkan Pada tahun 2025, Indonesia masih menjadi negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, dengan estimasi sekitar 244,7 juta jiwa. Jumlah ini mewakili sekitar 86,98% dari total populasi Indonesia.
Islam diyakini telah masuk di bumi Nusantara oleh para saudagar Arab ini sejak abad ke-7 Masehi, masuk melalui Pantai Barat Sumatera, tepatnya di Barus. Salah satu bukti nya adalah catatan dari Dinasti Tang bahwa tahun 674M terdapat perkampungan bernama Barus yang dihuni oleh orang-orang Arab yang memeluk islam dan adanya makam Mahligai (Muhtar, 2024).Islam masuk ke Indonesia melalui beberapa cara, di antaranya perdagangan, pernikahan, pendidikan, dan dakwah melalui seni budaya. Selain itu, ada juga pengaruh politik dan ajaran tasawuf yang turut berperan dalam penyebaran agama Islam di Indonesia
Islam sering didefinisikan sebagai wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah kepada masyarakat melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Secara bahasa, Islam bermakna penyerahan diri. Artinya, seorang Muslim adalah orang yang harus tunduk kepada Allah dan ketentuan-Nya. Sementara itu, secara teologis, Islam adalah sistem nilai dan ajaran yang bersifat ilahiyah. Agama Islam pertama kali muncul di wilayah Arab, yakni tahun 610 M yang ditandai dengan diterimanya wahyu Al-Quran yang pertama di Mekkah oleh Muhammad SAW.
Pada awal kemunculannya, Islam dibawa oleh Rasul, diteruskan oleh khalifah, diperjuangkan bersama sahabat serta para penerus-penerusnya dalam menghadapi berbagai rintangan, ancaman, kesulitan baik dari luar maupun dalam yang patut diteladani sehingga Islam bisa bertahan sampai saat ini. Maka hal ini menjadi salah satu bukti bahwa Islam merupakan agama terakhir yang dipilih oleh Allah sebagai rahmat bagi alam semesta.
Islam memiliki peran dan kontribusi yang signifikan dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama selama masa keemasan peradaban Islam (sekitar abad ke-8 hingga ke-14 M), baik ilmu naqliyyah (ilmu agama) maupun ilmu aqliyyah (ilmu umum). Dalam ilmu naqliyyah, aqidah menjadi landasan keimanan, syariah sebagai standar pemanfaatan ilmu, dan akhlak sebagai etikanya.
Kontribusi yang diberikan terhadap ilmu pengetahuan diantaranya penerjemahan teks ilmiah, pengembangan berbagai disiplin ilmu seperti aljabar, matematika, kedokteran, astronomi, Farmasi dan kimia, serta memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Barat. Begitupun di era digital ini, Kontribusi Islam sangat besar dan beragam yakni pengembangan teknologi dan sains. Umat Islam memanfaatkan media digital untuk memperkuat komunikasi, menyebarkan nilai-nilai agama, serta berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Islam bukan hanya agama yang mengatur hubungan spiritual antara manusia dan Tuhan, tetapi juga mendorong umatnya untuk mengeksplorasi, memahami, dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Sejak masa awal kerasulan Nabi Muhammad SAW, ajaran Islam telah memberikan fondasi kuat bagi pencarian ilmu sebagai bagian dari ibadah. Dalam sejarah peradaban dunia, Islam memainkan peran penting sebagai katalisator dalam mengembangkan berbagai cabang ilmu pengetahuan yang hingga kini menjadi fondasi utama dalam dunia akademik dan teknologi modern.
Peran Islam dalam Mendorong Tradisi Keilmuan
Menurut Mulyadi Kartanegara pada jurnal ilmu agam dan sosial, ada tiga faktor yang mendorong Islam ikut serta dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan tradisi ilmiah, antara lain: (1) faktor agama yang harapannya dengan hal tersebut bisa menggali dan menghimpun informasi tentang perkembangan ilmu-ilmu sains, (2) apresiasi masyarakat terhadap ilmu, yang diharapkan bisa menggali dan menghimpun informasi tentang perkembangan humaniora, dan (3) patronase perlindungan dan dukungan] para dermawan dan penguasa terhadap kegiatan ilmiah yang harapannya bisa berbagai informasi terkait dengan perkembangan seni.
Motivasi Keilmuan dari Al-Qur'an dan Hadis
Al-Qur'an merupakan sumber inspirasi utama umat Islam untuk menuntut ilmu. Ayat pertama yang diturunkan adalah 'Iqra' (Bacalah), menandakan pentingnya membaca, belajar, dan meneliti. Dalam banyak hadis, Rasulullah SAW juga mendorong umatnya untuk menuntut ilmu, bahkan hingga ke negeri Cina. Ilmu diposisikan sebagai sesuatu yang wajib dituntut oleh setiap Muslim, baik laki-laki maupun perempuan.
2. Pembentukan Lembaga Ilmu dan Pendidikan
Pada masa kekhalifahan Abbasiyah, umat Islam membentuk berbagai lembaga ilmiah seperti Bayt al-Hikmah di Baghdad, yang menjadi pusat penerjemahan karya- karya ilmuwan Yunani dan Romawi ke dalam bahasa Arab, serta pengembangan ilmu dalam berbagai bidang. Masjid-masjid pun tak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga berfungsi sebagai pusat pendidikan. Masjid dan madrasah-madrasah menjadi pusat pembelajaran.
3. Pelestarian dan pengembangan Ilmu pengetahuan Yunani, Persia dan India;
banyak ilmuwan muslin menerjemahkan karya-karya ilmuwan Yunani (Aristtelesn Galen) ke dalam bahasa Arab
Kontribusi Islam terhadap Berbagai Ilmu Pengetahuan
Islam berkembang dan menjadi harapan serta menjadi kontributor penting dari kemajuan peradaban dunia saat ini dimana keragaman ilmu dan keragaman sosiokultural bersumber pada agama (naqliyyah) dan akal (aqliyyah). Kontribusi dan bentuk keragaman kedua ilmu yaitu
1. Kontribusi dalam ilmu naqliyyah
Ilmu naqliyyah adalah ilmu yang bersumber dari wahyu Allah SWT, baik yang tertulis (AlQur'an) maupun yang disampaikan secara lisan (Hadits). Ilmu ini disebut naqliyyah karena diperoleh melalui proses penلق (naql) atau penukaran informasi dari sumber yang terpercaya, yaitu Allah SWT melalui perantara Nabi Muhammad SAW. Adapun nilai – nilai spiritual yang terdapat 3 macam yaitu Aqidah, Syariah, dan Akhlak.
2. Kontribusi dalam ilmu aqliyyah
Keberhasilan intelektual serta aktivis yang tinggi dari ilmuwan Muslim telah melahirkan sejumlah sejumlah tokoh – tokoh yang mana sains dan teknologinya diakui di seluruh dunia. Islam memberikan kontribusi pada berbagai ilmu pengetahuan yaitu Matematika (Pengembangan aljabar, geometri, dan trigonometri), Astronomi (Pembuatan katalog bintang), Kedokteran dan Farmasi (Rumah sakit dan apotek pertama dibangun dalam dunia Islam, Kimia (Konsep awal destilasi, kristalisasi, dan penyulingan) dan Geografi (Pemahaman tentang bumi dan peta yang akurat). Beberapa ilmuwan muslim yang berpengaruh, diantaranya Al Khwarizmi, Ibnu Sina, Al-Razi, Al-Haytham, Al Batani dan Ibnu Khaldun.
a. Matematika dan Astronomi
Tokoh seperti Al-Khwarizmi memperkenalkan sistem aljabar dan algoritma, yang menjadi dasar bagi matematika modern dan komputasi. Dalam astronomi, ilmuwan seperti Al-Battani dan Al-Farghani melakukan pengamatan langit yang sangat akurat
b. Kedokteran dan Farmasi
Ibnu Sina (Avicenna) menulis Al-Qanun fi al-Tibb yang menjadi rujukan utama dalam kedokteran Barat selama berabad-abad. Al-Razi dikenal sebagai pelopor dalam pembedahan dan diagnosis penyakit. Dalam bidang Farmasi, uraian tentang obat obatan dimuat dalam berbagai kitab terkenal, seperti Al-Hawi (oleh Ar-Razi, memuat 830 jenis obat), Qanun (oleh Ibn Sina, memuat 760 jenis obat) dan Karya Al-Kindi dan Al-Zahrawi. Ditemukan teknik pembiusan total untuk operasi besar dengan menggunakan campuran candu, mandrake, zoari, hyocyamus yang diberikan melalui suntikan. Kitab Al-Tasrif yang ditulis oleh Al-Zahrawi menggambarkan kurang lebih 200 jenis alat dalam bidang operasi. Dan banyak lainnya.
c. Fisika dan Optika
Ibnu Al-Haytham dikenal sebagai bapak optik modern. Melalui karyanya Kitab al-Manazir, ia menjelaskan teori penglihatan berdasarkan cahaya yang masuk ke mata, bukan sebaliknya.
d. Filsafat dan Ilmu Sosial
Al-Farabi, Ibnu Rusyd, dan Al-Ghazali memberikan kontribusi besar dalam mengintegrasikan filsafat Yunani dengan ajaran Islam.
e. Geografi dan Kartografi
Ilmuwan Muslim seperti Al-Idrisi dan Ibnu Battuta mencatat perjalanan dan membuat peta dunia yang sangat detail, mendukung pengembangan navigasi laut.
Dampak Peradaban Islam terhadap Dunia Barat
Peradaban Islam memainkan peranan sentral dalam mentransformasikan warisan ilmu pengetahuan kuno menjadi landasan bagi kemajuan dunia Barat. Ketika Eropa mengalami masa kegelapan (Dark Ages), dunia Islam justru tengah berada pada puncak kejayaannya dalam ilmu pengetahuan, filsafat, dan teknologi. Melalui proses penerjemahan, pengembangan, dan diseminasi, umat Islam menjadi perantara penting antara peradaban klasik Yunani-Romawi dan kebangkitan intelektual Eropa yang dikenal sebagai Renaisans.
1. Pusat-Pusat Ilmu Pengetahuan Islam di Andalusia
Wilayah Andalusia (Spanyol Muslim) menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan terbesar di dunia. Kota-kota seperti Cordoba, Granada, dan Toledo dikenal dengan perpustakaan raksasa, universitas, dan madrasah yang menyimpan ribuan manuskrip dari berbagai bidang—matematika, astronomi, kedokteran, filsafat, dan lain-lain. Di sinilah ilmuwan Muslim seperti Averroes (Ibnu Rusyd) dan Avicenna (Ibnu Sina) dikenal luas di kalangan cendekiawan Eropa.
2. Gerakan Penerjemahan Besar-Besaran
Ilmu-ilmu yang dikembangkan oleh para cendekiawan Muslim diterjemahkan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Latin oleh para penerjemah Eropa di Toledo dan Sisilia. Beberapa karya penting yang diterjemahkan antara lain Canon of Medicine karya Ibnu Sina, Kitab al-Jabr wa al-Muqabala karya Al-Khwarizmi, Karya optik Ibnu al-Haytham
3. Pengaruh dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Banyak konsep ilmiah yang awalnya dikembangkan oleh ilmuwan Muslim diadopsi dan dikembangkan lebih lanjut oleh ilmuwan Eropa, seperti: Sistem numerik Hindu-Arab menggantikan angka Romawi, Aljabar dan trigonometri menjadi bagian kurikulum matematika Eropa, Ilmu optik dan anatomi dari Muslim menjadi referensi penting selama abad pertengahan dan Renaisans
4. Kebangkitan Renaisans Eropa
Tanpa peran dunia Islam sebagai penjaga dan pengembang ilmu pengetahuan klasik, Renaisans kemungkinan besar tidak akan terjadi sebagaimana mestinya. Banyak pemikir Renaisans seperti Leonardo da Vinci dan Copernicus secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh pemikiran Muslim yang telah disebarkan melalui jalur ilmiah Andalusia.
5. Pengaruh Etika dan Metodologi Ilmiah
Konsep ilmiah seperti observasi empiris, eksperimentasi, dan metode induktif pertama kali dikembangkan secara sistematis oleh ilmuwan Muslim seperti Al-Biruni dan Ibnu al-Haytham, dan kemudian diadopsi oleh pemikir Eropa seperti Roger Bacon dan Francis Bacon. Hal ini turut melahirkan Revolusi Ilmiah pada abad ke-17.
Relevansi Peran Peradaban Islam dalam Ilmu Pengetahuan di Masa Kini
Meskipun puncak kejayaan peradaban Islam dalam bidang ilmu pengetahuan terjadi berabad-abad yang lalu, nilai-nilai, prinsip, dan warisan intelektualnya tetap sangat relevan dan penting untuk masa kini, terutama dalam menghadapi tantangan global dan membangun peradaban yang berkelanjutan. Berikut adalah beberapa poin relevansi tersebut:
1. Semangat Keilmuan sebagai Landasan Kemajuan Umat
Dalam Islam, menuntut ilmu adalah kewajiban yang bersifat universal—tidak terbatas oleh usia, jenis kelamin, atau status sosial. Prinsip ini sangat sesuai dengan semangat zaman sekarang yang menekankan akses pendidikan untuk semua (inclusive education). Umat Islam masa kini dapat menjadikan semangat ilmiah yang ditunjukkan para cendekiawan Muslim terdahulu sebagai inspirasi untuk membangun kembali peradaban berbasis ilmu dan riset.
2. Integrasi antara Ilmu dan Etika
Ilmu pengetahuan modern menghadapi banyak dilema moral: kecerdasan buatan, rekayasa genetika, teknologi militer, dan lain-lain. Peradaban Islam klasik menekankan bahwa ilmu harus selalu disertai nilai-nilai moral dan spiritual. Inilah yang dibutuhkan saat ini—yakni pendekatan holistik yang tidak hanya mengejar kemajuan teknologi, tetapi juga mempertimbangkan nilai kemanusiaan dan tanggung jawab sosial.
3. Membangun Dunia Islam sebagai Pusat Inovasi
Dengan menghidupkan kembali warisan keilmuan Islam, negara-negara Muslim saat ini bisa menjadi kekuatan baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi global. Banyak negara Islam mulai membangun universitas riset, taman teknologi, dan pusat inovasi, seperti di Qatar, UEA, Turki, dan Malaysia. Langkah ini sejalan dengan semangat ilmiah pada masa kekhalifahan Abbasiyah yang menempatkan ilmu sebagai pilar peradaban.
4. Dialog Peradaban dan Toleransi Ilmiah
Peradaban Islam dahulu menjadi contoh nyata keragaman dan keterbukaan ilmiah menerjemahkan dan mengembangkan karya-karya dari berbagai budaya dan bahasa. Di era globalisasi, nilai-nilai ini sangat relevan dalam membangun dialog antarbangsa dan antaragama demi menyelesaikan masalah global seperti perubahan iklim, krisis kesehatan, dan kemiskinan melalui kerja sama ilmiah lintas negara dan budaya.
5. Mendorong Generasi Muda untuk Bangkit
Warisan keilmuan Islam bisa menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda Muslim untuk bangkit dari keterpurukan. Mengetahui bahwa para ilmuwan Muslim dahulu adalah pelopor dalam berbagai bidang akan menumbuhkan rasa percaya diri, identitas positif, dan semangat berkarya di bidang sains, teknologi, dan sosial.
Kesimpulan
Islam tidak hanya mendorong umatnya untuk menuntut ilmu, tetapi juga menyediakan kerangka etik dan spiritual dalam pengembangannya. Kontribusi peradaban Islam terhadap ilmu pengetahuan merupakan bukti bahwa agama dan ilmu dapat berjalan seiring. Mengingat peran besar ini, penting bagi umat Islam modern untuk menghidupkan kembali semangat keilmuan tersebut sebagai bagian dari upaya membangun peradaban yang maju dan beradab. (*)
DAFTAR PUSTAKA
1. Rosi dkk, 2025, Populasi Umat Islam di Dunia Tembus 2 Miliar
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2025/04/02/210804582/populasi-umat-islam-di-dunia-tembus-2-miliar.
3. Muhammad Radith Putra Raga, 2024, Kontribusi Islam Dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan Di Dunia, Unversitas Lambung Mangkurat; Religion : Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya https://maryamsejahtera.com/index.php/Religion
Gunawan, S. (2019). Peranan Islam Dalam Pembangunan Dunia. El-Qanuny, 5, 46–60. http://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/elqanuniy/article/download/1763/1518
5. Abid Nurhuda, 2022, Peran dan Kontribusi Islam dalam Dunia Ilmu Pengetahuan, https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/jpi/article/view/15909
Bagikan Berita
Untuk Menambahkan Ulasan Berita, Anda Harus Login Terlebih Dahulu