Dari SLB Majalengka ke Panggung Provinsi 'Sri Aminah Bawa Cinta di Ujung Pengabdian

- 29 Agustus 2025 07:13 71 Dilihat
Kepala SLB B YPLB Majalengka, Sri Aminah (Potret : Tangkapan Layar/Pustakawarta.com)
Majalengka, Pustakawarta.com - Di usia menjelang purnabakti, ketika sebagian besar orang mulai memperlambat langkah, Sri Aminah, S.Pd., justru terus menorehkan prestasi dan memberi makna baru pada pengabdian.
Kepala SLB B YPLB Majalengka ini menjadi satu dari 100 besar calon ASN Inspiratif dan Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat 2025, menyisihkan lebih dari 700 ASN dari berbagai bidang di seluruh Jawa Barat.
"Saya sangat terharu dan bersyukur bisa berada di titik ini. Bukan karena kejuaraan atau gelar, tetapi karena kesempatan ini saya maknai sebagai kado dari Tuhan menjelang masa pensiun saya. Ini hadiah untuk perjalanan panjang yang penuh cinta bersama anak-anak istimewa," ujar Sri Aminah saat di hubungi via whatsapp.
Mendidik dengan Hati, Bukan Sekadar Kewajiban
Bagi perempuan kelahiran Garut, 9 Desember 1965 ini, menjadi guru SLB bukanlah sekadar profesi. Itu adalah panggilan jiwa.
Sejak diangkat sebagai PNS pada tahun 1989 dan bertugas di Lembang, Bandung, Sri Aminah telah menunjukkan kepedulian yang luar biasa terhadap anak-anak dengan kebutuhan khusus.
Pada tahun 1991, ia dipindahkan ke Majalengka, dan di sanalah ia membangun jejak pengabdian selama lebih dari tiga dekade.
"Sejak awal saya memilih jalan ini, saya tahu tantangannya tidak mudah. Tapi saya percaya, setiap anak, apapun kondisinya punya potensi besar untuk tumbuh dan mandiri. Tugas kita hanya satu mempercayai mereka dan menyediakan ruang yang aman untuk mereka berkembang."
Metode “Panca Waluya” , Mendidik dengan Seni Menanamkan Akhlak
Tak puas dengan metode konvensional, Sri Aminah bersama timnya menciptakan konsep pembelajaran bernama “Panca Waluya”, yang berakar pada filosofi lokal “Asik Tandang Sae”.
Metode ini mengintegrasikan pendekatan seni, vokasi, akhlak, dan kolaborasi sosial.
Anak-anak diajak belajar bukan hanya melalui buku dan hafalan, tetapi lewat ekspresi diri, kegiatan kreatif dan keterlibatan aktif dalam kehidupan sosial.
"Metode ini kami bangun dengan semangat kebahagiaan. Anak-anak kami ajari menyanyi, membuat kerajinan, memasak, bahkan menari. Tapi di balik itu semua, kami tanamkan nilai-nilai akhlak, tanggung jawab, dan keberanian," jelasnya.
"Saya ingin mereka tidak hanya pandai, tapi juga punya harga diri. Karena banyak dari mereka yang sejak kecil sudah merasa kecil. Saya ingin mereka bisa berdiri, berjalan, bahkan berlari dengan percaya diri." Lanjutnya penuh haru.
Dari Kelas ke Dunia Nyata, Mewujudkan Mimpi Anak-anak Istimewa
Hasil dari dedikasi ini pun nyata. Beberapa siswa berhasil diterima magang di hotel berbintang di Majalengka dan Cirebon.
Bukan sekadar prestasi, ini menjadi bukti bahwa mereka mampu menghadapi dunia luar, dunia nyata.
"Saya ingat beberapa siswa kami yang sangat pendiam dan pemalu. Tapi setelah ikut program seni dan vokasi, ia mulai terbuka dan kini bekerja di dapur sebuah hotel. Suatu hari dia bilang ke saya, 'Bu, sekarang saya bisa bantu orang tua dan beli baju sendiri.' Itu kalimat yang sangat sederhana, tapi sangat dalam bagi saya." Ungkapnya pada pustakawarta.
Selain itu di tengah perjuangannya, Sri Aminah tak sendiri. Dukungan terus mengalir, mulai dari rekan guru, orang tua murid, hingga pemerintah daerah.
Seperti diketahui Bupati Majalengka, Drs. H. Eman Suherman, M.M., bahkan memberikan rekomendasi langsung untuknya dalam ajang ASN Inspiratif ini.
"Saya merasa sangat tersentuh saat Pak Bupati menyampaikan bahwa perjuangan saya dan anak-anak ini harus diketahui lebih banyak orang. Itu membuat saya merasa bahwa kerja kami di sekolah ini tidak sia-sia."
Menatap 30 Besar dengan Doa, Bukan Ambisi
Kini, Sri Aminah tengah menanti hasil seleksi tahap berikutnya. Dari 100 besar, akan dipilih 30 ASN terbaik yang terbagi ke dalam tiga kategori, Inspiratif, Inovatif dan Future Leader.
"Saya hanya bisa berharap dan berdoa. Dari 100 besar ini, semoga saya bisa masuk 30 besar. Tapi sejujurnya, apa pun hasilnya, saya sudah sangat bersyukur. Bisa berada di antara orang-orang hebat se-Jawa Barat adalah pengalaman luar biasa." Jelasnya pada awak media.
Pensiun dengan Damai, Mewariskan Semangat
Meski masa pensiun sudah di depan mata, semangat Sri Aminah tidak memudar. Ia ingin terus menulis buku, mendampingi guru-guru muda dan menyebarkan metode Panca Waluya ke sekolah-sekolah lain.
"Kalau nanti saya pensiun, bukan berarti saya berhenti. Saya ingin tetap hadir, meski tak lagi berseragam. Saya ingin terus menyemai harapan bagi anak-anak luar biasa ini, agar mereka terus percaya bahwa mereka bisa." Tuturnya dengan mata berbinar.
Sri Aminah adalah contoh nyata bahwa menjadi ASN bukan sekadar menjalankan tugas administratif.
Tapi tentang mengubah hidup orang lain, tentang membangun masa depan, dan tentang menyalakan harapan di tempat-tempat yang sering kali terlupakan.
Dan meski namanya belum tentu diumumkan sebagai pemenang di ajang ASN Inspiratif Jawa Barat 2025, Sri Aminah telah memenangkan hati banyak orang terutama anak-anak yang selama ini hanya ingin satu hal yakni 'dipercaya'. (Jilly Ortega)
Bagikan Berita
Untuk Menambahkan Ulasan Berita, Anda Harus Login Terlebih Dahulu