Jumat, 10 Oktober 2025

PKG Puskesmas Panyingkiran Di dorong Lewat Inovasi “Si Jempol Sehat”

  • 08 Oktober 2025 07:03 14 Dilihat

Kepala Puskesmas Panyingkiran, Eha Julaeha saat di Wawancara (Potret : Tangkapan Layar/Pustakawarta.com)

Majalengka, Pustakawarta.com - Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mulai menunjukkan dampak positif di tengah masyarakat.

Salah satu wilayah yang mencatat kemajuan signifikan adalah Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka, berkat inovasi lapangan dari Puskesmas setempat.

Melalui program inovatif bertajuk Si Jempol Sehat singkatan dari Siaga Jemput Bola Pelayanan Ke Masyarakat, Puskesmas Panyingkiran berupaya menjangkau masyarakat secara aktif dengan mendatangi langsung lokasi-lokasi potensial, seperti desa, posyandu, hingga sekolah.

Kepala Puskesmas Panyingkiran, Eha Julaeha, menyebutkan bahwa sebelum adanya inovasi ini, capaian layanan PKG di wilayahnya masih rendah.

"Sebelum ada program Si Jempol Sehat, capaian PKG hanya sekitar 1,6 persen. Setelah dijalankan, capaian meningkat signifikan menjadi lebih dari 25 persen. Kami menyasar masyarakat di sembilan desa binaan, termasuk para guru dan siswa di sekolah-sekolah,” ujarnya.

PKG sendiri merupakan program nasional yang diluncurkan Kementerian Kesehatan pada Februari lalu, bertujuan untuk meningkatkan deteksi dini terhadap penyakit dan faktor risikonya melalui pemeriksaan kesehatan rutin gratis di seluruh Puskesmas.

Di Panyingkiran, inovasi jemput bola ini menjadi terobosan untuk menghindari duplikasi data layanan akibat pasien yang sama datang berulang.

"Saat kita hanya menunggu di Puskesmas atau stand by di posyandu, ternyata banyak warga yang datang adalah orang-orang yang sama. Padahal, tujuan PKG adalah pemeriksaan menyeluruh, menyasar sebanyak mungkin warga untuk mendeteksi penyakit sejak dini." Tambahnya kepada pustakawarta. 

Puncak dari pelaksanaan Si Jempol Sehat adalah saat kegiatan pemeriksaan gratis dilakukan di sekolah-sekolah besar, yang sekaligus menjadi momen peluncuran resmi inovasi tersebut.

Acara launching dihadiri perwakilan Dinas Kesehatan serta sejumlah pemangku kepentingan lainnya.

Menurut data sementara dari Puskesmas Panyingkiran, penyakit yang paling banyak ditemukan dalam pelaksanaan PKG adalah hipertensi.

Hal ini sejalan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang kesehatan yang menargetkan layanan deteksi dan penanganan penyakit tidak menular seperti hipertensi secara lebih optimal.

Eha juga menekankan pentingnya perilaku hidup sehat sebagai kunci utama dalam mencegah penyakit.

Ia menyampaikan bahwa kontribusi perilaku terhadap derajat kesehatan masyarakat mencapai 35 persen, bahkan bisa meningkat menjadi 80 persen jika dikombinasikan dengan faktor lingkungan.

"Perilaku sehat itu bukan hanya sekadar hidup bersih, tapi juga makan makanan bergizi, kurangi konsumsi makanan siap saji, aktif secara fisik, dan menjaga lingkungan. Sekarang semuanya serba instan, makanan tinggal pesan, minim aktivitas fisik hal ini yang perlu diubah," katanya kepada pustakawarta. 

Dengan dukungan 52 tenaga kesehatan, Puskesmas Panyingkiran kini rutin membuka layanan hingga hari Sabtu, demi memastikan akses layanan kesehatan lebih luas dan fleksibel bagi masyarakat.

Melalui pendekatan inovatif dan humanis seperti Si Jempol Sehat, program PKG diharapkan terus meningkat dalam capaian dan dampaknya, sekaligus menjadi inspirasi bagi Puskesmas lain di Indonesia dalam memperluas jangkauan layanan kesehatan preventif. (*) 

Bagikan Berita


Untuk Menambahkan Ulasan Berita, Anda Harus Login Terlebih Dahulu